Final Liga Champions 2022: Perseteruan Dua Bintang Muslim

Final Liga Champions 2022: Perseteruan Dua Bintang Muslim

Mochamad Ikhwana

Stadion Stade de France di Paris akan menjadi saksi acara tertinggi liga paling bergengsi di dunia, Liga Champions UEFA. Minggu pagi adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh para penggemar di seluruh dunia. Dua klub papan atas Eropa memperebutkan posisi klub terbaik di benua biru.

Klub asal negara Ratu Elizabeth Merah Liverpool akan menghadapi klub ibu kota negara matador Los Blancos, Real Madrid. Liverpool menjalankan misi untuk membalas dendam atas rasa sakit mereka saat kalah agregat 3-1 di Final UCL 2017-2018. Ini juga dalam misi untuk mendapatkan gelar juara ketujuh dalam 66 tahun implementasi.

Di pihak Los Blancos, mereka ingin mempertahankan dominasi mereka sebagai raja klub-klub Eropa mengangkat trofi dengan telinga besar. Mereka mencatat 13 kali memenangkan persaingan antar klub dari benua biru tersebut.

Laga final liga champions ini juga mempertemukan 5 pemain muslim dari kedua kubu. Memang, agama tidak ada hubungannya dengan acara UCL baru-baru ini. Namun, kehadiran pesepakbola muslim dalam pertandingan bergengsi selalu menarik perhatian pecinta sepakbola di kalangan umat Islam.

Dalam Islam, menonton pertandingan olahraga diperbolehkan atau mubah selama tidak ada kemaksiatan. Bahkan mungkin sepadan dengan hadiahnya jika acara olahraga dapat memotivasi mereka untuk berpartisipasi dalam pelatihan fisik melalui olahraga. Karena olahraga adalah amal yang disunahkan atau sesuatu yang tidak sia-sia. Karena olahraga akan melahirkan muslim yang kuat.

Kembali ke topik final UCL 2021-2022. Jika dipastikan akan bermain, lima pemain muslim dari kedua kubu akan terlibat pertarungan sengit pagi ini. Karim Benzama berada di sisi putih, sementara Liverpool memiliki empat pemain Muslim yaitu Mohammad Salah (penyerang), Sadio Mane (penyerang), Naby Keita (gelandang) dan Ibrahima Konate (bek tengah).

Jika melihat statistiknya, dua striker dari kedua kubu yakni Karim Benzema dan Mohammad Salah layak untuk dipasangkan head to head. Bukan hanya karena posisi keduanya yang sama, tapi juga penampilan impresif keduanya musim ini.

Dengan hengkangnya Cristiano Ronaldo, Karim Benzema menjadi incaran utama Los Blancos di depan. Musim ini di UCL, pemain sepak bola Muslim Prancis asal Aljazair mencetak 15 gol. Itu adalah di bagian atas daftar pencetak gol terbanyak UCL pada musim ini. Sementara itu, Mo Salah telah mencetak 8 gol musim ini, sementara Karim Benzema pencetak gol terbanyak, jadi ada selisih 7 gol.

Dalam hal statistik keseluruhan di Liga Champions, Karim Benzema telah bermain 130 kali dan mencetak 86 gol. Sedangkan Mo salah, tampil dalam 58 pertandingan dan mencetak 33 gol.

Pertemuan terakhir antara mereka terjadi di final edisi 2017-2018. Namun, sangat disayangkan Mo Salah mengalami cedera serius usai mendapat cidera berat dari Sergio Ramos.

Dari segi pengalaman pertandingan dan produktivitas gol, jelas Karim Benzema lebih unggul dari Mo Salah. Namun, statistik di atas kertas sering kali tidak sesuai dalam pertandingan sebesar final Liga Champions. Selain itu, sepak bola adalah pertandingan tim, jadi strategi tim dan kolektivisme lebih diutamakan daripada keterampilan individu.

Sebagai seorang muslim, kita akan menantikan pertempuran antara dua Muslim besar di lapangan hijau. Namun, jangan lupa awali nanti malam sebelum menyaksikan final pertandingan liga champion dengan shalat tahajud dan jangan lupa sampai ditinggal shalat subuh berjamaah di masjid.

Mari kita ambil ibroh (pelajaran) dari pertandingan final bola tersebut. Sehingga pertandingannya tidak hanya buat hiburan saja, akan tetapi bisa dijadikan untuk nasihat kehidupan.

Also Read

Bagikan:

Leave a Comment