Melakukan analisis artificial intelligence berarti memperdalam pemahaman terkait teknologi satu ini. mempelajari pengertian, fungsi, cabang ilmu, aplikasi, dan berbagai hal terkait kecerdasan buatan. Ilmu ini akan terus berkembang seiring berjalannya waktu karena terbukti mendatangkan keuntungan.
Mendalami Analisis Artificial Intelligence Mendatang
Sebenarnya, kecerdasan buatan sudah berkembang berpuluh tahun yang lalu. Penemu artificial intelligence dan para ilmuwan setelahnya terus mengembangkan ilmu ini hingga memiliki kemampuan layaknya manusia. Kini, dengan adanya perkembangan teknologi, artificial intelligence juga turut berkembang, bahkan hingga masa depan.
1. Teknologi Cyborg
Keterbatasan dalam diri manusia adalah tubuh dan otak. Manusia dapat merasakan lelah baik itu secara fisik maupun psikis. Seorang peneliti bernama Shimon Whiteson mengatakan bahwa kelak manusia mampu meningkatkan kemampuan diri dengan kemampuan alami dan bantuan komputer
Dua orang ilmuwan bernama Nest dan Yoky Matsuka percaya kecerdasan buatan akan memberi manfaat pada seseorang yang mengalami amputasi di badannya. Caranya adalah dengan membuat otak mampu berkomunikasi dengan tubuh robot demi memberi banyak kendali pada pasien.
2. Robot
Dahulu, robot menjadi sebuah alat menyerupai manusia namun tanpa memiliki emosi layaknya manusia. Hingga pada tahun 2014, sebuah perusahaan Jepang memperkenalkan robot pendamping bernama Pepper. Robot tersebut merupakan pendamping yang mampu mengerti maupun merasakan emosi.
Pepper mulai diperjual belikan menginjak tahun 2015 dengan pencapaian luar biasa. Dalam waktu satu menit, sebanyak 1000 unit awal berhasil terjual. Program di dalam robot mampu mengerti emosi manusia sekaligus mengembangkan emosi sendiri untuk membantu lingkungan terus bahagia.
3. Perawatan Lanjut Usia
Sebagian besar manula membutuhkan bantuan dari lingkungan sekitar untuk memenuhi kebutuhan dan merawat mereka. Misalnya pada asisten rumah tangga maupun anggota keluarga. Nah, kecerdasan buatan sedang melalui tahap untuk mengambil peran pada masalah satu ini.
Seorang ilmuwan komputer dari Washington State University bernama Matthew Taylor berkata bahwa Robot “Rumah” mampu memudahkan urusan para manula. Tak hanya itu, manula juga dapat tetap tinggal di rumah dengan mandiri. Tentunya hal tersebut akan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Cabang Ilmu Artificial Intelligence
Teknologi kecerdasan buatan tercipta dengan tujuan untuk melakukan tindakan layaknya manusia. Ada berbagai cabang ilmu dari artificial intelligence sebagai salah satu bentuk perkembangannya. Berikut ini beberapa cabang dari teknologi tersebut.
1. Natural Language Processing
Natural Language Processing atau NLP dapat mempelajari mengenai cara mengelola bahasa alami supaya pengguna mampu berinteraksi dengan lancar pada komputer. Cabang ilmu dari kecerdasan buatan ini memiliki fokus pada interaksi antar komputer dan manusia.
Ketika terjadi interaksi, bahasa yang digunakan adalah bahasa natural. Komputer akan melakukan ekstraksi mengenai informasi dari input berupa natural language. Output yang komputer hasilkan juga berupa natural language. Contohnya adalah system automated online assistant.
2. Computer Vision
Melakukan analisis artificial intelligence mengenai cabang ilmu berikutnya adalah computer vision. Kaitan dari ilmu satu ini adalah pembangunan makna yang berasal dari image ke obyek dalam bentuk fisik. Di dalamnya butuh berbagai metode untuk menunjang pekerjaan mesin.
Metode di dalam computer vision berupa mendapatkan, memproses, melakukan analisa, hingga memahami mengenai image. Jika cabang ilmu satu ini dilakukan kombinasi bersama kecerdasan buatan umum, maka akan menghasilkan produk visual intelligence system.
3. Sistem Navigasi dan Robotika
Ketika mendengar kalimat kecerdasan buatan, tentu dalam benak banyak orang adalah robot. Nah, cabang ilmu artificial intelligence berupa sistem navigasi dan robotika adalah wadahnya. Di dalam pembahasan ilmu ini, terdapat pembelajaran mengenai rancangan robot yang penuh fungsi bagi industri.
Robot akan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan berbagai tugas sekaligus berinteraksi kepada lingkungan sekitar. Maka dari itu robot memiliki actuator berbentuk kaki, lengan, roda, dan lainnya. selain itu untuk melakukan interaksi, robot juga dilengkapi oleh sensor.
4. Game Playing
Dalam permainan game biasanya terdapat karakter yang user kendalikan. Sedangkan, lawan dari karakter user akan bergerak sendiri sesuai kendali game. Rancangan aturan permainan harus user lakukan sendiri dan kemudian akan karakter lawan kerjakan.
Akan sangat menarik jika karakter lawan mampu memberi reaksi baik pada permainan user. Tujuan kecerdasan buatan adalah membuat non user mempunyai strategis apik agar memenangkan permainan. Maka dari itu teknologi tersebut akan merancang game untuk menghasilkan permainan asyik.
5. Sistem Pakar
Cabang ilmu artificial intelligence berikutnya adalah sistem pakar. Dalam cabang ini, terdapat beberapa pelajaran mengenai cara menciptakan sistem agar mempunyai keahlian pemecahan masalah. Selain itu, sistem juga harus bisa menalar keahlian untuk mengadopsi keahlian.
Berbagai permasalahan yang seharusnya membutuhkan tenaga ahli sudah dapat orang awam selesaikan. Para ahli tetap akan membantu dalam bentuk asisten, inilah peran artificial intelligence. Ada dua lingkungan untuk menampilkan sistem pakar yaitu lingkungan konsultasi dan pengembangan.
Tantangan Mengadopsi Artificial Intelligence
Sejak kemunculannya, para ilmuwan berusaha mengembangkan kecerdasan buatan agar bisa mencapai tujuan. Semakin berkembangnya zaman, tentu saja artificial intelligence juga turut berkembang. Tentu saja akan ada tantangan tersendiri dalam pengadopsian teknologi ini.
1. Kurangnya SDM
Menyusun sistem agar bisa memiliki kemampuan layaknya manusia tentu bukan suatu hal yang mudah. Maka dari itu untuk dapat menerapkan kecerdasan buatan dibutuhkan sumber daya manusia memadai. Tentu saja hanya orang-orang dengan keahlian khusus untuk menangani teknologi ini.
Nah, masalahnya adalah semakin berkembangnya fitur artificial intelligence tidak dengan mudah teraplikasikan. Perusahaan membutuhkan tenaga ahli agar berbagai aspek di dalam bisnis mampu menerapkan kecerdasan buatan. Tentunya tidak mudah untuk menemukan ahli tersebut.
2. Sumber Data Kurang
Berbagai kemampuan artificial intelligence akan bekerja sesuai dengan data yang mereka dapatkan. Itulah mengapa untuk dapat mengaplikasikan kecerdasaan buatan tentu membutuhkan banyak sekali data agar mesin mampu mengolah dan mengimplementasikannya dalam penyelesaian tugas.
Apabila kecerdasan buatan ada di dalam semua sistem dalam industri, maka analisa dan penyelesaian masalah akan lebih cepat dan akurat. Tentu saja fungsi itu tidak dapat berjalan baik jika data kurang. Mesin tidak dapat bekerja dengan baik karena kurangnya patokan untuk bertindak.
3. Tingkat Pemahaman
Berbagai macam perusahaan di masa sekarang berusaha menggunakan teknologi terbaru agar tidak tertinggal dari saingan. Namun, mereka tidak mengetahui secara detail mengenai fungsi, manfaat, dan kegunaan dari teknologi tersebut. Termasuk dalam penggunaan kecerdasan buatan.
Jika pemahaman pihak perusahaan terhadap tujuan artificial intelligence masih kurang, maka bukan keuntungan yang mereka dapat melainkan kerugian. Teknologi akan gagal digunakan dan berakhir sia-sia. Maka dari itu sebaiknya perusahaan meriset terlebih dahulu sebelum mengadopsi suatu teknologi.
Nah, itu tadi beberapa penjelasan dari techsbright.com terkait analisis artificial intelligence. Teknologi ini memiliki banyak sekali manfaat di masa sekarang dan yang akan datang. Meski begitu, tetap dibutuhkan tenaga ahli untuk terus mengembangkannya supaya terus memberi manfaat hingga masa depan.