Manusia Seperti Kecerdasan Buatan

Manusia Seperti Kecerdasan Buatan, Apa Perbedaannya?

Mochamad Ikhwana

Berbicara mengenai teknik informatika, tentu saja erat kaitannya dengan perkembangan kecerdasan buatan dan juga teknologi. Saat ini penerapan AI sering jadi topik bahasan karena kemampuan untuk belajar sendiri seperti makhluk hidup. Lantas apakah kemampuan manusia seperti kecerdasan buatan?

Mengenal Apa Itu Kecerdasan

Apabila terhubung dengan topik mengenai guest lecture, maka kecerdasan buatan ini merupakan kecerdasan yang telah mengalami komputasi untuk mengendalikan perhitungan. Namun pada umumnya, belum ada pengertian secara pasti tentang kecerdasan ini karena memiliki banyak variasi.

Pada diri manusia, kecerdasan ada dalam berbagai bentuk dan tidak masing-masingnya memiliki jenis dan tingkatan yang berbeda sehingga tidak bisa menyamakannya. Tipenya pun beragam mulai dari sensorik, spasial, motorik, kinestetik dan lain sebagainya.

Misalnya apabila seseorang kurang mampu mengingat lokasi parkir kendaraannya, maka kecerdasan spasialnya lebih rendah. Aau ketika seseorang membahas tentang penari, maka tingkat kecerdasan di bidang kinestetik nya lebih tinggi daripada orang yang kebanyakan menggerakkan tubuhnya sendiri.

Klasifikasi Kecerdasan Buatan

Salah satu penemu dari kecerdasan buatan ini, mengartikan baahwa AI adalah sebuah ilmu dengan mempelajari pembuatan mesin komputer akan jadi lebih cerdas dimana kecerdasan terbentuk dari program. Meski demikian, bukan berarti mampu menggantikan otak manusia. Berikut klasifikasinya berdasarkan penjelasan dari Techsbright :

1.  Berpikir Layaknya Manusia

Kecerdasan buatan ketika sudah berhasil terbentuk untuk berpikir layaknya seorang manusia mampu memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan perhitungan maupun matematika. Misalnya saja seperti menyelesaikan puzzle maupun catur.

Dengan begitu, lama kelamaan sebuah mesin kecerdasan buatan akan semakin banyak mengumpulkan data dan mampu bekerja layaknya manusia. Hal-hal berhubungan pada kemampuan diagnosis akan menjadi tugas dari mesin itu sendiri karena terdiri dari pengetahuan dan teori juga.

2.  Berpikir Secara Rasional

Lain halnya dengan pendekatan pada human like karena berbeda cukup jauh. Jadi kecenderungan rational like akan memiliki orientasi pada tercapainya tujuan dan juga ukuran kinerjanya. Beberapa ahli di bidang AI pun mencoba untuk menyelesaikan masalah ini agar kecerdasan mampu berpikir rasional

Tentu saja berpikir secara rasional menjadi salah satu ciri dari pemikiran manusia. Hal baru yang jadi pertanyaan adalah apakah mesin bisa mewujudkan tujuan saat berpikir layaknya kebiasaan manusia sehari-hari? Misal contoh paling sederhana adalah ketika manusia bingung memilih makan.

3.  Berperilaku Layaknya Manusia

Suatu mesin dengan kecerdasan buatan akan meniru pergerakan layaknya seperti manusia. Contoh sederhananya adalah robot yang telah mendapat program sistem kecerdasan buatan akan dirancang bisa membawa dan mengirim barang atau bahkan memiliki kemampuan membuat makanan tertentu.

Bahkan mereka pun bisa untuk melakukan interaksi dan komunikasi seperti halnya manusia. Intinya adalah sistem AI yang terbentuk sehingga perilakunya seperti manusia yang bisa melakukan seperti kebiasaan pada sehari-harinya meskipun belum sepenunya memiliki pola pikir serupa.

4.  Berperilaku Rasional

Tidak jauh beda daripada pendekatan pemikiran, hal ini juga berhubungan erat dengan pemecahan masalah agar bisa membentuk sebuah artificial intelligence yang akan berorientasi mencapai suatu tujuan. Katakan saja tujuannya olahraga di pagi atau sore, apakah mesin bisa melakukannya juga?

Kecerdasan buatan dapat tersusun pada tujuan untuk membuat tugas manusia jadi cepat selesai. Adanya kecanggihan dari sebuah komputer dan program yang berpikir akan terus berkembang sehingga mampu mengurangi beban berat kerja dari manusia serta bekerja dalam waktu lebih singkat.

Perbedaan Kecerdasan Buatan dan Manusia

Semenjak munculnya kecerdasan buatan, secara tidak langsung akan membuat banyak orang selalu membanding-bandingkan dengan kecerdasan pada manusia. Tentu pertanyaan ini tidak dapat dihindari sehingga harus terjawab untuk meluruskan hal tersebut karena tidak akan mampu menyamai manusia.

1.  Kecerdasan Manusia Hadir Secara Ilmiah

Sesuai dengan namanya, kecerdasan buatan memang terbuat secara sengaja untuk tujuan tertentu. Tingkat kecerdasan ini tidak akan pernah menurun ataupun meningkat apabila tidak ada yang mengubahnya. Jadi hanya manusia bisa mengoperasikannya sehingga tidak bisa lebih dari manusia.

Sementar akecerdasan panda manusi telah hadir secara ilmiah. Tuhan pun sudah menciptakan akan dan juga pikiran pada manusia sehingga mereka bisa berpikir secara cerdas dan juga rasional. Tingkat kecerdasan juga bisa meningkat seiring dengan usaha dan belajar untuk meningkatkannya.

2.  Kecerdasan Manusia Selalu Lebih Unggul

Menurut beberapa sumber mengatakan bahwa kecerdasan buatan mendapat klaim akan lebih cerdas jutaan kali daripada manusia di masa depan. Salah satu pakar menyebut bahwa harapan besar untuk manusia agar tidak tinggal diam sehingga harus meningkatkan kecerdasan mereka daripada.

Tujuannya agar manusia bisa bertahan di tengah berkembangnay teknologi yang sangat pesat. Mereka harus melakukan sesuatu yang lebih besar agar perannya tidak akan tergantikan oleh artificial intelligence tersebut. Mengingat saat ini fasilitas sudah berada di bawah teknologi kecerdasan buatan.

3.  Kecerdasan Buatan yang Menyaingi Kecerdasan Manusia

Pertanyaan tentang kecerdasan manusia yang bisa kalah dari kecerdasan buatan bisa saja muncul. Bahkan sebenarnya secanggih teknologi yang tercipta tidak akan bisa mengungguli kecerdasan manusia. Pasalnya kecerdasan buatan merupakan hasil tangan dari manusia bukan dari Tuhan sebagai pencipta

Jangan lupa juga, kecerdasan buatan hanya terdiri dari intelektual saja melainkan masih ada kecerdasan spiritual dan emosional. Keduanya tidak ada dalam AI sehingga tidak bisa berpikir untuk mengandalkan emosi dan pikiran mereka.

Teknologi Pendukung Kecerdasan Buatan

Dalam penerapan kecerdasan buatan, ada beberapa teknologi yang mendukungnya. Jadi ada banyak unsur di dalamnya saling bekerja sama dan bergabung untuk melakukan suatu fungsi tertentu. Berikut ulasannya:

1.  IoT dan Unit Proses Grafis

Internet of Things akan menghasilkan data dengan jumlah yang sangat besar pada perangkat yang saling terhubung. Sebagian besar diantaranya tidak mengalami analisa sehingga otomasi model hanya memungkinkan untuk menggunakan data tersebut dalam jumlah lebih banyak dari sebelumnya.

Selanjutnya ada juga unit proses grafis yang menjadi kunci dalam kecerdasan buatan. Pasalnya unit ini akan menyediakan perhitungan berat yang akan menjadi kebutuhan untuk pemrosesan secara berulang. Sama halnya seperti pelatihan jaringan neural karena perlu data dan komputasi besar.

2.  Algoritma Lanjutan dan API

Algoritma lanjutan akan berkembang dan tergabung menggunakan cara-cara yang baru untuk menganalisa lebih banyak data dalam waktu cepat. Proses cverdasa ini pun menjadi kunci identifikasi dan prediksi kejadian langka, pemahaman sistem secara kompleks dan optimasi skenario unik.

API atau terkenal dengan antarmuka pemrosesan pada aplikasi adalah paket kode secara portabel yang memungkinkan agar fungsi dari AI ke produk dan perangkat perangkat lunak yang sudah ada bisa bertambah banyak. Hal ini akan menambah kemampuan mengenali gambar atau deteksi hal lainnya.

Tentu pernyataan tentang manusia seperti kecerdasan buatan sama sekali tidak dapat dibenarkan. Meskipun keduanya sama-sama memiliki tingkat kecerdasan namun sampai kapanpun artificial intelligence tidak bisa mengungguli kecerdasan oleh manusia.

Also Read

Bagikan:

Leave a Comment