kapasitas baterai mobil listrik

Menghitung Kapasitas Baterai Mobil Listrik Sesuai Spesifikasinya

Mochamad Ikhwana

Tahukah Anda, berapa kapasitas baterai mobil listrik yang mampu mengakomodasi kebutuhan berkendara sehari-hari? Seperti yang kita tahu, mobil listrik adalah inovasi kendaraan tanpa bahan bakar minyak bumi.

Alternatifnya, kendaraan ini mengandalkan baterai atau aki yang dapat di charge menggunakan daya listrik. Pertama kalinya, mobil listrik praktis diproduksi pada tahun 1880-an. Menjejaki akhir abad 19 perkembangan mobil listrik kian pesat.

Produksinya sempat terhenti akibat maraknya produksi kendaraan bensin dengan harga yang lebih murah. Meskipun demikian, mobil listrik berhasil eksis sampai saat ini sebagai alternatif kendaraan tanpa bahan bakar minyak bumi.

Jenis kendaraan ini sukses mencuri hati penggemarnya. Electro mobility atau E-mobility adalah sebutan populer untuk pengembangan transportasi mobil listrik. Salah satu keunggulannya adalah efisiensi yang tinggi serta emisi karbon rendah.

Penggunaan baterai yang dapat diisi ulang menggunakan daya listrik, merupakan inovasi ramah lingkungan, serta bernilai kepedulian terhadap keberlangsungan alam semesta. Ini pula yang menjadikan transportasi ini melekat di hati para penggemar.

Meski hanya mengandalkan baterai, mungkinkah transportasi mobil listrik dapat menggantikan mobil bensin sepenuhnya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya Anda menyimak informasi terkait kapasitas baterai mobil listrik terlebih dahulu.

Dengannya, Anda dapat membuat perbandingan untuk menilai bagaimana performa dan kemampuan transportasi yang satu ini.

Kapasitas Baterai Mobil Listrik Berdasarkan Jenisnya Masing-Masing

Ada beberapa spesifikasi baterai mobil listrik yang sering digunakan. Masing-masingnya punya kapasitas yang berbeda. Berikut rincian dari Berita Teknologi Techsbright mengenai kapasitas baterai mobil listrik sesuai dengan jenisnya.

1. Baterai Lithium-Ion (Li-On)

Jenis baterai paling banyak digunakan pada mobil listrik adalah Li-On atau Lithium-Ion. Jenis baterai ini tentunya tak asing lagi bagi kita. Karena memang Li-Ion adalah spesifikasi baterai sejuta umat, penggunaannya banyak sekali.

Mulai dari laptop, smartphone dan berbagai perlengkapan eletronik biasanya menggunakan jenis baterai satu ini. Kapasitas baterai mobil listrik jenis Li-On ini beragam. Uniknya, baterai Li-On terkenal sebagai traction battery pack, karena terdapat perbedaan antara kapasitas dan ukuran fisiknya.

Ukuran fisik sama sekali tidak menggambarkan kapasitas baterai. Pada mobil listrik, semakin kecil ukuran baterai Li-On, maka semakin besar kapasitasnya, dan semakin jauh pula mobil dapat melakukan perjalanan.

Kapasitas baterai Li-On pada mobil listrik umumnya adalah 9,06 kWh dengan besar daya 177,6 V. Dengan kapasitas ini, dalam satu kali pengisian mobil dapat menempuh jarak sekitar 150 km.

2. Baterai Nickel-Metal Hybrid (NiMH)

Jenis baterai berikutnya yang dapat kita temukan pada mobil listrik adalah NiMH. Seringnya baterai ini untuk memenuhi kebutuhan mobil listrik jenis HEV atau hybrid-electric vehicle. HEV adalah jenis mobil listrik yang memiliki dua sistem penggerak, yaitu mesin pembakaran dan motor traksi.

Mesin pembakaran mendapat energi dari bahan bakar minyak, sedangkan motor traksi mendapatkan energi dari baterai. Salah satu keunggulan jenis baterai ini adalah siklus hidupnya yang lebih lama daripada baterai jenis Lithium-Ion atau sejenis.

Namun sayang, baterai ini memiliki kekurangan yang cukup besar, antaranya adalah harga yang mahal, tingkat self-discharge tinggi, dan menghasilkan panas yang signifikan pada suhu tinggi.

Dengan kekurangan tersebut, jenis baterai ini memang efektif untuk jenis mobil listrik hybrid yang masih membutuhkan bahan bakar minyak, tidak sepenuhnya mengandalkan baterai sebagai sumber daya.

3. Baterai SLA (Asam-Timbal)

Jenis baterai mobil listrik berikutnya adalah SLA. Baterai ini merupakan baterai isi ulang tertua yang sudah ada sejak lama. Daripada Li-On dan NiMH, baterai SLA lebih murah dan aman. Meskipun relatif murah dan aman, nyatanya baterai ini mulai ditinggalkan.

4. Baterai Ultracapacitor

Kapasitas baterai mobil listrik jenis ultracapacitor adalah 9 kWh. Pada baterai ini terdapat pula 0,1 kWh ultrakapasitor yang mampu menyimpan sekitar 80 persen energi pengeraman. Sistem kerja baterai ini berbeda dengan baterai mobil listrik pada umumnya.

Baterai ultracapacitor menyimpan cairan terpolarisasi antara elektroda dan juga elektrolit, mekanisme seperti ini berbeda sekali dengan baterai elektrokimia biasanya. Cara kerja baterai ini adalah, semakin luas permukaan cairan maka semakin besar kapasitas penyimpanan energinya.

Dalam penggunaannya, baterai ultracapacitor sesuai sebagai penyimpanan sekunder yang dikombinasikan dengan baterai elektrokimia.

5. Baterai ZEBRA

Baterai mobil listrik lainnya yang punya kapasitas besar adalah ZEBRA. ZEBRA merupakan varian suhu paling rendah dari kelompok baterai sodium-sulfur (NaS). Baterai ini merupakan pengembangan dari generasi awalnya Zeolite Battery Research Africa, berubah menjadi Zero Emissions Batteries Research Activity.

Sejak awal kemunculannya, baterai ini memang di desain khusus untuk penggunaan kendaraan listrik. Beberapa keunggulan baterai ZEBRA adalah tingkat korselting rendah, biaya relatif murah, dan memiliki kemampuan yang baik dalam memproduksi tenaga berjumlah besar.

Selain keunggulan, baterai ini pun memiliki sejumlah cela antaranya jumlah produsen yang sedikit, suhu relatif tinggi ketika baterai beroperasi dan tetap mengkonsumsi daya sekalipun tidak ada aktivitas penggunaan baterai.

Tips Merawat Baterai Mobil Listrik

Itulah tadi beberapa jenis baterai mobil listrik dengan kapasitasnya masing-masing. Seiring waktu dan tingkat penggunaan, kapasitas baterai mobil listrik dapat berkurang dan menganggu performa kendaraan.

Untuk itu, penting adanya pemeliharaan baterai listrik yang tepat dengan maksud menjaga kapasitas dan kemampuannya menyimpan daya. Berikut beberapa tips merawat baterai mobil listrik yang dapat Anda terapkan.

1. Gunakan Sistem Manajemen Baterai

Dalam perawatan baterai mobil listrik, ada yang namanya BMS atau Battery Management System. Ini adalah teknologi yang dirancang khusus untuk memaksimalkan penggunaan baterai mobil listrik pada kendaraan.

Tujuan utama penggunaan sistem ini adalah memastikan baterai bekerja dengan parameter yang ideal. Baterai tersusun dari cairan kimia yang sangat rentan. Ketika salah penggunaannya, dapat memicu kerusakan fisik dan resiko lainnya.

Untuk itu, penting memastikan dan menjaga baterai bekerja sesuai dengan parameter idealnya. Salah satu penyebab kerusakan baterai yang paling sering terjadi adalah over charging atau pengisian yang terlalu lama.

Hadirnya BMS ini untuk menghindari berbagai resiko seperti over charging. Lebih jelasnya, beberapa fungsi atau manfaat sistem manajemen baterai adalah menyeimbangkan muatan guna memastikan masing-masing sel baterai menyelesaikan pengisiannya dalam waktu yang sama.

BMS juga dapat mencegah terjadinya pengisian daya berlebihan juga memberi peringatan ketika baterai terlalu lama tidak mendapatkan pengisian daya. Selain memastikan pengisian daya baterai, BMS juga berperan untuk memantau suhu pada baterai.

Melihat betapa pentingnya peran BMS, sudah sewajibnya setiap mobil listrik menggunakan sistem ini sebagai keamanan juga menjaga kualitas baterai.

Demikianlah rincian informasi terkait macam-macam baterai mobil listrik dan kapasitasnya masing-masing. Perlu Anda garis bawahi, biaya penggantian baterai mobil tentunya tidak murah.

Kapasitas baterai mobil listrik pun dapat berkurang sewaktu-waktu, tergantung masa pakai. Untuk itu, rutinlah melakukan perawatan pada kendaraan, dan jangan lupakan Battery Management System atau BMS.

Also Read

Bagikan:

Leave a Comment