Teknologi terus berkembang seiring berjalannya waktu. Maka dari itu pengguna komputer membutuhkan sistem keamanan dari akses ilegal. Keamanan itu bernama cybersecurity. Namun, apa hubungan artificial intelligence dengan cybersecurity? Yuk, simak ulasan dari Berita Teknologi Techsbright berikut ini.
Apa Hubungan Artificial Intelligence dengan Cybersecurity
Cyber security atau keamanan siber merupakan sebuah upaya untuk melindungi komputer dari berbagai risiko akses illegal. Keamanan tersebut mencakup konsep, alat, dan kebijakan keamanan untuk memberi perlindungan pada aplikasi, layanan, perangkat, hingga informasi di dalam sistem.
Komputer dapat dibajak oleh orang tidak bertanggung jawab. Terdapat beberapa metode ancaman siber, seperti injeksi Structured Query Language, malware, phishing, serangan denial of service, serangan man in middle, dan masih banyak lagi. Namun, kecerdasan buatan punya solusinya.
Dengan menggunakan artificial intelligence, metode ancaman siber dapat ditangani dengan berbagai jenis. Misalnya sebagai network security, could security, dan application security. Cybersecurity dapat berjalan baik karena adanya sistem kecerdasan buatan di dalamnya yang mampu menyelesaikan tugas.
Kategori Cybersecurity
Salah satu manfaat artificial intelligence adalah mempunyai kemampuan belajar sendiri. maka dari itu petugas tidak perlu memperbaruinya secara berkala. Tenaga manusia akan mendapat bantuan dari kecerdasan buatan untuk menyelesaikan beberapa kategori cyber security, yaitu:
1. Inventaris Aset IT
Manusia akan terbantu dalam perolehan inventaris secara akurat dan lengkap dari pengguna, aplikasi, dan semua perangkat. Semua data tersebut dapat diperoleh melalui akses yang tersambung kepada sistem IT.
Azure, pusat data, akan memberi keuntungan serta keamanan canggih secara global kepada pengguna. Beberapa keuntungannya adalah mempunyai cloud sesuai dengan perangkat, perlindungan ekstra pada adanya kancaman, dan memegang kontrol keamanan dalam firmware.
2. Eksposur Ancaman
Hubungan artificial intelligence dengan cybersecurity berikutnya ada pada eksposur ancaman. Bukan hanya teknologi saja yang terus berkembang. Melainkan para peretas juga terus mengembangkan kemampuan mereka secara dinamis.
Dengan adanya machine learning dan artificial intelligence, kecerdasan dengan basis aplikasi, dan analitik perilaku, seorang ilmuwan data Microsoft berhasil menganalisis adanya banjir data pada Microsoft Intelligent Security Graph. Adanya wawasan akan mendukung deteksi ancaman dengan lebih cepat.
3. Kontrol Efektivitas
Ketika menggunakan suatu perangkat, pengguna harus memahami kinerjanya sekaligus mengenai proses keamanan di dalamnya. Alasannya adalah supaya pengguna mempunyai tingkat keamanan yang sesuai dan kuat.
Apabila pengguna tidak memahami benar mengenai keamanan di dalam perangkat mereka, maka kejadian tidak diinginkan dapat terjadi. Contohnya adalah peretasan. Peretasan tentu akan sangat merugikan pengguna, maka dari itu lebih baik mengerti tentang keamanan perangkat daripada kehilangan data.
4. Prediksi Risiko
Artificial intelligence akan memperhitungkan efektivitas kontrol, eksposur ancaman, dan inventaris aset untuk melakukan prediksi mengenai kemungkinan adanya resiko pelanggaran. Maka dari itu pengguna dapat merencanakan strategi untuk memberi perlindungan lebih pada perangkat.
Mengetahui adanya deteksi pelanggaran tentu akan memudahkan pengguna untuk melindungi perangkat mereka di waktu yang tepat. Dengan begitu, pelanggan tidak akan sampai kelepasan hingga perangkat mereka diretas dan data milik mereka hilang tercuri atau bahkan terjual.
5. Respon Insiden
Adanya dukungan artificial intelligence di dalam sistem akan mampu menyediakan konteks lebih baik untuk menentukan respon hingga prioritas pada peringatan keamanan. Kemudian, sistem akan menunjukkan tanggapan cepat pada insiden tersebut hingga mencari informasi mengenai masalah.
Mengembangkan serta menerapkan mesin respon insiden sangat penting dalam perlindungan data organisasi maupun reputasinya. Tujuannya adalah untuk menghapus penyerang, melawan serangan dengan cepat, serta memulihkan integritas sistem dan jaringan.
Prediksi Artificial Intelligence untuk Peningkatan Cyber Security
Perkembangan artificial intelligence di Indonesia khususnya akan terus meningkat. Hal tersebut akan mempengaruhi hubungan artificial intelligence dengan cybersecurity. Kedepannya, diprediksi akan terjadi berbagai peningkatan dari cybersecurity tersebut. Antara lain:
1. Mengamankan Akun
Seorang ilmuwan IT bernama Josh Johnsnton dari Kount menyatakan bahwa adanya kata sandi maupun pin yang banyak manusia gunakan zaman sekarang rentan dibajak. Selain itu, sistem verifikasi lain bernama captcha juga mampu mendapat bajakan dari oknum.
Sistem pengamanan dengan cara mengenali wajah akan lebih aman karena hanya pemilik akun yang dapat membuka perangkat. Kelak akan bermunculan cara-cara terbaru dalam pengamanan akun supaya keamanan perangkat maupun suatu akun dapat berjalan dengan baik.
2. Pemakaian Oleh Banyak Organisasi
Sebuah sumber menyatakan bahwa prediksi kecerdasan buatan di tahun yang akan datang akan menjadi pertimbangan dari banyak organisasi. Jumlah organisasi tersebut adalah diibaratkan seperti 1 banding 5 perusahaan siap menggunakan kecerdasan buatan sebagai cybersecurity.
Sekitar 63 persen organisasi mengadopsi pemakaian kecerdasan buatan untuk menjaga keamanan data mereka. Tak hanya itu, adanya artificial intelligence juga mereka manfaatkan sebagai keamanan data, manajemen identitas, akses, hingga keamanan endpoint.
3. Proses Otomatisasi
Keamanan tentu menjadi hal krusial bagi setiap perusahaan maupun individu. Semakin tinggi tingkat cybersecurity-nya, maka akan semakin aman juga seluruh data dalam perangkat. Tentunya setiap perusahaan membutuhkan artificial intelligence maupun machine learning untuk tugas tersebut.
Kekurangan sumber keamanan membuat banyak organisasi menggunakan machine learning dan kecerdasan buatan demi mendeteksi adanya ancaman cybercrime. Maka dari itu, seiring berjalannya waktu, artificial intelligence akan terus berkembang dan keamanan siber juga turut meningkat.
4. Rantai Pasokan
Dalam dunia bisnis tradisional, tak jarang terjadi suatu hal pada rantai pasokan. Bisa jadi rantai pasokan masih bagus atau sebaliknya. Karyawan bisnis harus secara berkala mengecek keadaan barang di gudang demi memastikan kualitas rantai pasokan tersebut.
Seorang Direktur Threat Intelligence Infoblox bernama Sean Tierney, memprediksi bahwa kelak artificial intelligence akan sangat berfungsi dalam pengecekan rantai pasokan. Tentu saja untuk keberhasilan fungsi tersebut memerlukan sumber daya manusia yang memadai untuk mengatur sistem.
5. Terus Meningkat
Sebuah mesin mungkin saja mengalami kesalahan atau error. Nah, sebuah sumber mengatakan bahwa kelak machine learning dan kecerdasan buatan akan mampu menjaga kondisi mesin. Selain itu juga memahami perangkat sesuai kebutuhan serta memahami proses apa di dalam komputer.
Prediksi lain mengatakan bahwa kecerdasan buatan akan terus berkembang dan meningkat. Utamanya pada kemampuan menggambar set data melalui tipe berbeda dan sangat mungkin melalui gambar lebih besar.
6. Pengendalian Data
Beberapa waktu belakangan ini sedang ramai topik mengenai banyaknya data masyarakat yang terjual. Hal tersebut menjadi sebuah pelanggaran bagi perusahaan. Maka dari itu, pihak perusahaan sebaiknya berusaha menarik kembali kepercayaan pelanggan.
Kepercayaan masyarakat dapat kembali dengan mengutamakan data privasi konsumen. Kelak, masyarakat akan memegang kendali untuk data mereka. Selain itu, mereka juga yang akan memutuskan izin untuk membagikan data kepada pihak ketiga hingga mendapatkan kembali data.
Demikian beberapa penjelasan terkait hubungan artificial intelligence dengan cybersecurity. Keduanya memiliki hubungan sangat erat, yaitu dengan adanya kecerdasan buatan maka tingkat keamanan siber akan meningkat.