perkembangan mobil listrik Indonesia

Mengulik Sejarah Perkembangan Mobil Listrik Indonesia

Mochamad Ikhwana

Dengan kemajuan teknologi serba canggih seperti sekarang ini, perkembangan mobil listrik Indonesia terbilang lambat. Dibandingkan dengan negara-negara maju, Indonesia memang tertinggal dari aspek teknologi.

Sekalipun demikian, Indonesia telah menyatakan kesiapannya memasuki era mobil listrik. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

Berdasarkan peraturan tersebut, perlahan masyarakat telah membuka mata atas keberadaan mobil listrik. Ketika melihat ke belakang, Indonesia memiliki catatan perkembangan mobil listrik dari waktu ke waktu. Berikut rincian lengkapnya menurut Techsbright.

Peta Perkembangan Mobil Listrik Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang punya potensi besar terhadap mobil listrik. Mengapa? Sebab negara kita punya cadangan nikel terbesar di dunia. Yang mana nikel adalah bahan baku utama dalam pembuatan baterai mobil listrik.

Perkembangan mobil listrik Indonesia didukung dengan ketersedian infrastruktur yang mendukung, salah satunya adalah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU yang tersebar di beberapa wilayah.

Terlepas dari hasil tambang nikel juga kesediaan SPKLU, sebenarnya sejauh mana kesiapan Indonesia menyambut era mobil listrik?

1.  Munculnya Mobil Listrik di Pasar Otomotif Indonesia

Untuk pertama kalinya, mobil listrik muncul di pasar otomotif Indonesia pada tahun 2014. Pada waktu itu, Prestige Motorcars adalah orang pertama yang tercatat membawa mobil listrik ke Indonesia.

Ia merupakan importir umum yang biasa menawarkan mobil mewah sekelas Tesla. Sejak kemunculan pertamanya, mobil listrik di Indonesia sempat mengalami pasang surut. Hingga akhirnya pada tahun 2020 tercatat ada 121 unit mobil listrik yang berhasil dipasarkan.

Angka ini tentunya tidak mudah, ada perjalanan panjang yang mewarnai kemunculan mobil listrik di Indonesia. Ada banyak tantangan sekaligus hambatan yang harus terselesaikan demi mendukung penggunaan mobil listrik.

Contohnya saja teknologi yang sepadan, ekonomi masyarakat, infrastruktur dan masih banyak hambatan lainnya. Syukurnya, pemerintah Indonesia menyikapi hambatan ini dengan baik, juga membuktikan kesiapannya dalam memasuki era mobil listrik.

Salah satunya adalah membangun SPKLU di berbagai wilayah Indonesia, dan mendukung langsung kehadiran mobil listrik melalui kebijakan-kebijakan pemerintah.

2.  Lika-Liku Industri Mobil Listrik Indonesia

Perkembangan mobil listrik Indonesia tidaklah mudah. Pertama kalinya, industri mobil listrik Indonesia mulai berkembang pada tahun 2012. Saat itu, Ricky Elson adalah orang pertama yang berhasil mengembangkan mobil listrik bernama Selo.

Selo memiliki keterbatasan dalam kemampuannya melaju, hanya 29km/jam saja. Jika melebihi batasan tersebut, resikonya adalah overheat. Ini merupakan pondasi awal lahirnya industri mobil listrik di Indonesia.

Pada awal kemunculannya, banyak sekali permasalahan yang kemudian membuat industri ini tertinggal dan terlupakan. Pada pemerintahan presiden Jokowi, industri mobil listrik kembali jadi perhatian, dan mendapat dorongan penuh oleh pemerintah.

Indonesia melalui Kementerian Perindustrian memiliki rencana pengembangan mobil listrik jangka panjang, periode 2020-2035. Fokus utamanya adalah mengembangkan kendaraan listrik dengan komponen-komponennya.

Pemerintah berusaha keras untuk menyediakan dan memfasilitasi kebutuhan industri mobil listrik Indonesia. Contohnya saja menyediakan layanan tax holiday, tax allowance, pembebasan bea masuk, dan super tax deduction.

Masing-masing layanan ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan yang berkecimpung dalam industri mobil listrik.

Perkembangan mobil listrik Indonesia memiliki ambisi menyentuh persentase 20% kendaraan berbasis mobil listrik akan membelah jalanan pada tahun 2025 mendatang. Mungkinkah Indonesia berhasil menyelesaikan target tersebut di tahun 2025 nanti?

3.  Bagaimana Masa Depan Perkembangan Mobil Listrik Indonesia?

Pemerintah memiliki target besar terhadap industri mobil listrik Indonesia. Hal ini dibarengi dengan dukungan penuh yang diberikan. Lantas bagaimana masa depan industri ini nantinya?

Sebagai negara, Indonesia terbilang potensial terhadap industri mobil listrik. Alasan pertama, Indonesia punya cadangan nikel yang menjadi bahan baku utama pembuatan baterai mobil listrik.

Alasan kedua, penggunaan mobil listrik membawa keuntungan bagi lingkungan. Kendaraan ini bergerak dengan baterai listrik, bukan bahan bakar fosil. Dengan demikian, tidak terjadi pembakaran yang menghasilkan emisi dan menyebabkan pencemaran udara.

Selain membuat kebijakan yang menguntungkan, dukungan pemerintah juga terlihat dari pembangunan infrastruktur yang mendukung penggunaan mobil listrik oleh masyarakat.

Kabarnya, akan ada 30 ribu unit SPKLU dan 67 ribu unit Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik yang nantinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Melihat bagaimana potensi sumber daya alam juga dukungan dari pemerintah, industri mobil listrik Indonesia akan memiliki masa depan gemilang.

Melihat Perbedaan Mobil Listrik dan Mobil Konvensional

Itulah tadi peta perkembangan mobil listrik Indonesia yang telah mengalami berbagai pasang surut hingga mampu bertahan sampai saat ini.

Karena pemerintah sudah menyatakan kesiapannya menyambut era mobil listrik, kini saatnya kita sebagai masyarakat turut menyatakan komitmen yang sama.

Sebagai langkah awal dalam meyakinkan Anda untuk beralih menggunakan mobil listrik, berikut kami sertakan informasi terkait perbedaan mobil listrik dan mobil konvensional.

1. Harga

Hal pertama yang menjadi pembeda mobil listrik dan konvensional adalah harga jualnya. Mana yang lebih mahal? Tentu saja mobil listrik. Hal ini karena komponennya tidak sama dengan mobil konvensional.

Mobil listrik bergerak menggunakan baterai. Baterai inilah yang menyebabkan harganya lebih mahal daripada mobil biasanya.

2. Biaya Perawatan

Aspek lain yang membedakan adalah biaya perawatan. Karena memiliki mekanisme kerja yang berbeda, tentu tindak perawatannya pun berbeda. Komponen pada mobil listrik jauh lebih sedikit daripada mobil konvensional.

Lantas mengapa biaya perawatannya jauh lebih mahal? Hal ini karena penggantian baterai. Biaya mengganti baterai sangat mahal. Jika sekedar perawatan biasa, tentu tidak semahal mengganti baterai.

Daya pakai baterai tergantung dari gaya mengemudi juga kondisi alam sekitar. Karena sukar mengendalikan alam, siasatnya adalah memperbaiki gaya mengemudi. Jangan sampai kebiasaan-kebiasaan sepele menjadi penyebab borosnya baterai mobil listrik.

3.  Jarak dan Waktu Pengisian

Perbedaan mobil listrik berikutnya adalah jarak tempuh dan waktu pengisian. Berapa jarak tempuh maksimal mobil listrik? Jawabannya, tergantung kapasitas baterai. Semakin besar kapasitas baterai tentunya semakin jauh jarak tempuh.

Lain halnya dengan mobil konvensional. Selama SPBU menyediakan bahan bakar, jarak tempuh tidak jadi masalah, Anda bebas berkendara kemana saja.

Jarak tempuh dan waktu pengisian menjadi masalah bagi mobil listrik. Pasalnya jarak tempuh tergantung pada kapasitas baterai. Semakin besar kapasitasnya tentu menghabiskan waktu pengisian yang lebih lama.

Melihat kondisi tersebut, dapat disimpulkan mobil listrik untuk saat ini hanya mampu mengakomodasi kebutuhan berkendara jarak pendek saja. Semoga kedepannya, industri berhasil menyediakan solusi yang jauh lebih baik.

Ketika berkaca dari tiga hal tadi, mobil konvensional terlihat lebih baik. Namun ingatlah bahwa penggunaan bahan bakar fosil memiliki dampak bagi segala aspek kehidupan. Terutama lingkungan dan perekonomian.

Khususnya kondisi saat ini, harga jual BBM mengalami kenaikan pesat. Sudah saatnya masyarakat memikirkan solusi yang lebih baik, yakni beralih menggunakan mobil listrik.

Itulah tadi rincian informasi yang dapat kami bagikan terkait perkembangan mobil listrik Indonesia. Ayo selaraskan komitmen, dan bersiap menyambut era mobil listrik di tanah air.

Also Read

Bagikan:

Leave a Comment